Jumat, 08 Mei 2015

Pembuatan Lubang Biopori 1






NAMA                                 : Claudia Maharani
NIM                                     : 1801448045
HARI / TANGGAL            : Selasa, 24 Maret 2015

Pada hari selasa, tanggal 24 Maret,saya dan kelompok melakukan pembuatan lubang biopori untuk pertama kalinya. Sebelumnya saya mohon maaf atas keterlambatan saya dalam melakukan pelaporan kegiatan ini. Dalam pembuatan lubang biopori pertama ini kami mengambil lokasi dikawasan kemanggisan dekat Kampus Binus Syahdan Palmerah RT003/RW015 JAKARTA BARAT, lebih tepatnya di depan rumah Bapak Haji Kimik.
Untuk memulai pembuatan biopori ini, kami terkendala dalam beberapa masalah, yaitu:
·         Izin dari RT dan RW setempat
ð  Dikarenakan kegiatan ini menyangkut banyak pihak, sehingga mengharuskan kami untuk mendapat izin terlebih dahulu dari RT dan RW dikawasan tersebut. Dan surat izin tersebut baru disetujui oleh ketua RW pada tanggal 11 Maret 2015, yaitu pada minggu kedua di bulan Maret sehingga memperlambat proses kerja kami dalam melakukan pembuatan lubang biopori.
·         Penentuan lokasi pembuatan lubang biopori
ð   Dalam menentukan lokasi yang akan digali, kami harus berkoordinasi dengan ketua RT 003. Dalam upaya menentukan lokasi kami terkendala oleh sulitnya menemukan lahan yang pas untuk dijadikan lokasi pembuatan biopori dikarenakan semenisasi yang telah dilakukan dikawasan tersebut.
·         Alat Bor Biopori
ð  Setelah mendapat izin dan lokasi yang pas, tidak serta-merta kami dapat langsung memulai pembuatan biopori dikarenakan ketidak-tersediaan alat bor biopori. Kami telah berusaha mencari diberbagai toko seperti toko bangunan, toko alat pertanian dan perkebunan, namun hasilnya nihil. Namun untungnya salah seorang dari anggota kelompok kami menemukan alat tersebut di sebuah toko online. Kami memutuskan untuk membeli alat tersebut secara online dan alat tersebut baru kami terima pada tanggal 23 Maret 2015.

GAMBAR 1. Penggalian Lubang menggunakan Bor Biopori

Setelah menyelesaikan serangkaian masalah yang ada, kami pun akhirnya dapat memulai proses kegaitan pembuatan lubang biopori ini. Tanggal 24 Maret 2015 pukul 08.00 kami telah sepakat untuk berkumpul di depan kosan anggur tepatnya disebelah pintu keluar BINUS Syahdan untuk sama sama berangkat menuju rumah Bapak Haji Kimik. Dalam perjalanan kesana, kami sedikit mengalami kendala menemukan lokasi rumah bapak H. Kimik dikarenakan banyaknya gang yang harus dilalui. Syukurlah, setelah sekitar 10 menit mencari-cari, kami berhasil menemukannya. Didepan rumah, Bapak Haji Kimik telah menunggu kedatangan kami bersama beberapa orang tetangganya.

Setiba dilokasi kami langsung memulai proses pembuatan luabang biopori setelah sebelumnya Bapak Haji Kimik memberitahu kami lokasi mana yang boleh digali dan mana yang tidak dikarenakan terdapat pipa saluran air  yang mengalirkan air dari rumah warga ke got terdekat. Setelah mendapat arahan dari beliau, dengan tidak membuang-buang waktu lagi, kami langsung memulai kegiatan kami.
Seperti yang telah saya jelaskan dalam post sebelumnya mengenai proses pembuatan lubang biopori, setelah menentukan lokasi tanah kita langsung membuat lubang dengan diameter 10cm dan kedalaman 100c menggunakan alat Bor biopori.
 Namun sayangnya, lokasi yang kami temukan tidak mudah untuk digali, terdapat banyak bebatuan dan semen yang menghalangi. Awalnya kami menggunakan bantuan palu bangunan untuk menghancurkan bebatuan dan semen tersebut, namun tidak berhasil.  Kami tidak menyerah begitu saja, kami coba menggunakan linggis dan untungnya kami berhasil menghancurkan bebatuan semen tersebut.
GAMBAR 2 Penghancuran bebatuan menggunakan palu bangunan

GAMBAR 3 Penghancuran bebatuan menggunakan Linggis
Keadaan cuaca yang begitu panas ditambah dengan keadaan kami yang tidak terbiasa melakukan pekerjaan seperti ini mengakibatkan tubuh ini mengeluarkan keringat yang begitu banyak hingga terlihat seperti orang yang habis mandi J Namun kam pantang menyerah, kami terus berjuang untuk menyelesaikan pembuatan lubang biopori ini.


GAMBAR 4. Penggalian Lubang Biopori
Gambar disamping memperlihatkan penggalian yang sudah mencapai setengah dari panjang Bor biopori. Dengna usaha yang begitu maksimal kami terus berusaha untuk menambah kedalaman dari lubang tersebut. Tak jarang, kami harus kembali bertemu dengan bebatuan keras yang menghalangi proses penggalian. Sehingga kami harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menghancurkan bebatuan tersebut menggunakan linggis kembali. Setelah bebatuan tersebut hancur barulah kami dapat melanjutkan penggalian. Untuk tambahan, bila teman teman ada yang harus mengguanakan linggis dalam pembuatan lubang biopori, berhati-hatilah dalam pengunaannya. Karna bila tidak, linggis dapat melukai tangan teman teman sekalian seperti yang kami alami. Hampir semua tangan mengalami lecet bahkan sampai berdarah karna kurang hati-hati dalam menggunakan linggis.
Setelah merasa cukup dalam dan merasa sangat kelelahan, kami mencoba untuk memasukkan pipa yang telah kami siapkan sebelumnya. Berharap kedalaman lubang tersebut telah pas dengan pipa. Namun sayangnya, kedalaman lubang masih jauh dari harapan. Pipa hanya tenggelam setengahnya ketika dimasukkan kedalam lubang. Mungkin efek badan yang sudah sangat lelah membuat kami merasa kalau lubang sudah sangat dalam L
GAMBAR 5 Pipa yang masih tenggelam setengah bagian

Kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil melepas dahaga untuk mengembalikan stamina kami yang nyaris habis terkuras. Setelah merasa cukup untuk beristirahat kami kembali melanjutkan pekerjaan kami, berusaha untuk terus menambah kedalaman lubang yang telah kami gali. Terus dan terus berusaha  ditengah cuaca yang semakin tidak bersahabat dimana panas yang sangat terik, dengan mengandalkan sisa tenaga yang masih tersisa akhirnya kami dapat menggali lubang hingga linggis dapat masuk seluruhnya.
GAMBAR 6. Linggis yang masuk seluruhnya
Setelah melihat linggis yang telah dapat masuk seluruhnya, kami merasa sangat senang. Ini menandakan bahwa penggalian kami telah hampir selesai. Kami kembali bersemangat dan menjadi termotivasi untuk segera menyelesaikan pekerjaan ini. Kami terus menggali hingga kedalaman lebih kurang mencapai satu meter yang ditandai dengan bor biopori yang telah mencapai posisi teratas. Karna dengan begitu pipa dapat masuk kedalam lubang dengan seutuhnya .
 Selang tak berapa lama penggalian kami pun telah mencapai kedalaman lebih kurang satu meter. Kami semua bersorak kegirangan melihat hal ini. Ini berarti sedikit lagi pekerjaan kami akan selesai. Kami segera menyiapkan pipa yang telah dilubangi sisinya untuk segera dimasukkan kedalam lubang tersebut. Namun sebelumnya pipa tersebut harus ditutup bagian bawahnya dengn penutup pipa yang berlubang serta diisi dengan dedaunandan sampah mudah hancur lainnya untuk dapat dijadikan pupuk kompos. Selain itu sampah dedaunan tadi juga dapat menimbulkan aktivitas organisme dan mikroorganisme tanah sehingga meningkatkan kesehatan tanah dan perakaran tumbuhan sekitar. Organisme dan mikrorganisme tanah memiliki peran penting dalam ekologi diantaranya sebagai detritivora dan pengikat nitrogen dari atmosfer.
GAMBAR 7. Bor biopori yang telah
mencapai puncak atas
Jadi penggunaan sampah dedauanan sangat penting dalam pembuatan lubang biopori ini, agar manfaat dari lubang biopori dapat dirasakan secara maksimal. Setelah pipa diisi dengan sampah dedaunan, pipa kembali ditutup bagian atasnya dengan menggunakan tutup pipa yang berlubang untuk selanjutnya pipa tersebut dimasukkan kedalam lubang yang telah digali tadi. 
GAMBAR 8. Pipa yang telah dilubangi
Kami mengalami sedikit kendala dalam proses memasukkan pipa kedalam lubang tersebut dikarenakan diameter lubang yang ternyata kecil dibagian dalamnya. Kami harus ekstra hati-hati dan tidak boleh memaksakan pipa untuk masuk agar pipa tersebut jangan sampai patah ataupun pecah bagian bawahnya. Dengan sedikit kesabaran akhirnya kami berhasil memasukkan pipa tersebut kedalam lubang. Rasa senang yang sangat luar biasa menyelimuti kelompok kami. Terbayar sudah jerih lelah dan keringat yang telah banyak menetes dari tubuh ini. Para warga pun terlihat bahagia dengan apa yang telah kami lakukan, mengingat kami yang tidak terbiasa bahkan tidak pernah melakukan pekerjaan seperti ini namun dapat menyelesaikannya. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi saya pribadi, maklum saja saya seorang anak mami yang tidak terbiasa dengan pekerjaan semacam ini.
GAMBAR 9 proses memasukkan dedaunan
kering kedalam pipa

GAMBAR 10 Pipa yang telah berhasil
masuk kedalam lubang

Pekerjaan belum selesai sekalipun pipa telah masuk kedalam lubang. Kami masih harus merapikan pinggiran sekitar lubang dengan menggunakan tanah galian agar menjadi lebih rapi dan tidak terdapat jarak antara pipa dengan lubang seperti gambar diatas. Setelah selesai merapikan lubang tersebut, kami membuat satu lubang biopori lagi disebelah lubang yang pertama dengan cara yang sama sebelumnya.
Dikawasan ini kami hanya membuat dua lubang saja dikarenakan kondisi tanah yang tidak memunginkan untuk dilakukan penggalian. Kontur tanah yang berbatu-batu ditambah semenisasi yang telah dilakukan dihampir seluruh wilayah dikawasan ini membuat kami memutuskan untuk mencari wilayah lain untuk dijadikan lokasi penggalian lubang biopori. Berikut hasil dari dua lubang biopori yang kami buat didaerah kemanggisan dekat BINUS Syahdan:
GAMBAR 11. Dua lubang Biopori dikawasan Kemanggisan
Untuk proses penyemenan sendiri akan kami lakukan lebih kurang satu minggu lagi, mengingat kondisi tanah yang masih basah sehingga tidak mumungkinkan untuk langsung dilakukan proses penyemenan. Dalam tugas ini kami diwajibkan untuk membuat 10 lubang biopori dan kami baru menyelesaikan 2 lubang saja. Untuk 8 lubang lagi akan kami lakukan ditempat berbeda dan akan saya jelaskan pada post yang berikutnya.

Dari hasil kegiatan kami di kawasan Kemanggisan ini kami mendapat banyak pengalaman yang sangat berharga. Khususnya bagi saya pribadi saya menjadi lebih mengerti apa yang dirasakan oleh para pekerja buruh kasar dijalanan seperti para penggali kabel telkom. Bagaimana beratnya yang harus mereka rasakan hanya demi sesuap nasi sementara saya hanya dengan gampang nya membuang makanan yang tidak saya suka. Selain itu saya mendapat mengamalkan nilai pancasil sila ketiga yakni mengenai Persatuan. Saya merasakan kebersamaan bersama kelompok saya dalam menyelesaikan pekerjaan ini. Saling membuang ego masing masing dan barusaha untuk menahan emosi karna situasi yang sangat capek ditambah cuaca yang begitu panas mebuat kami sangat mudah untuk terpancing emosi. Namun syukurlah, masing masing dari kami dapat manjaga perasaan sesama dan saling mencoba untuk mengerti dengan keadaan yang ada
 Selain itu kami juga mengamalkan nilai pancasila sila ke-empat yakni Musyawarah dan Mufakat. Dimana dalam proses pengerjaan ini kami harus bekerja sama dengn RT, RW, serta warga sehingga kami harus bermusyawarah dalam mengambil setiap keputusan demi mendapatkan Mufakat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar