Sabtu, 06 Juni 2015

Pengecekkan terakhir dan Penyerahan Bingkisan








NAMA                       : Claudia Maharani          
NIM                            : 1801448045
HARI/TANGGAL    : Rabu, 29 April 2015


 Post saya kali ini akan melaporkan kegiatan kami yang terakhir dalam pengerjaan lubang Biopori sebagai syarat kelulusan mata kuliah CHARACTER BUILDING di Universitas Bina Nusantara.

Setelah sebelumnya kami melakukan pengecekan di kawasan Kemanggisan terhadap 2 lubang Biopori pasca penyemenan, kali ini kami akan melakukan pengecekan terakhir terkait berfungsi atau tidaknya lubang yang kami buat. Selain itu kami sekaligus juga ingin memberikan bingkisan berupa Parcel Buah-buahan kepada pemilik lahan yang telah bersedia lahannya kami gunakan untuk pembuatan Lubang Biopori kami. Ini sebagai wujud rasa terima kasih kami kepada mereka, sebab dengan diizinkannya kami membuat lubang Biopori dilahan yang mereka miliki, berarti kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah kami.

Karna kami melakukan pembuatan lubang Biopori di dua kawasan, ini mengharuskan kami untuk medatangi kedua tempat tersebut. Tempat pertama yang kami datangi ialah kawasan Cengkareng, tepatnya di daerah Tegal Alur. Sesampainya di tempat tersebut, kami terlebih dahulu melakukan pengecekan terhadap kedelapan lubang Biopori di kawasan tersebut. Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, kami melakukan sedikit perbincangan dengan warga sekaligus mengingatkan mereka untuk selalu merawat lubang Biopori itu serta memperhatikan tutup pipa yang berlubang agar jangan sampai tersumbat ataupun tertutup oleh sampah. Agar lubang Biopori tersebut dapat bekerja secara maksimal sehingga kawasan tersebut dapat terbebas dari banjir bila hujan melanda.

Sehabis melakukan perbincangan ringan, kami pun segera menyerahkan bingkisan kami, mengingat kami masih harus mendatangi warga di kawasan Kemanggisan. Berikut foto foto kegiatan penyerahan bingkisanyang kami lakukan dikawasan kemanggisan:

Gambar 1. Penyerahan Bingkisan kepada warga
Cengkareng oleh perwakilan Kelompok
 
 
Gambar 2. Seluruh Anggota Kelompok foto bersama
warga Cengakareng


Setelah menyerahkan bingkisan, kami segera berpamitan kepada warga disana dan mengatakan bahwa tugas kami disana telah usai. Kami menyalami para warga disana untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan kami menuju kawasan Kemanggisan. Karna perjalanan yang lumayan jauh dari Cengkareng menuju Kemanggisan, kami semua akhirnya memutuskan untuk berhenti sebentar di sebuah supermarket untuk sekedar membeli makanan dan minuman.

Sampai dilokasi Kemanggisan, kami melakukan hal yang sama seperti di Cengkareng. Kami terlebih dahulu meninjau keadaan Lubang Biopori di kawasan tersebut, lalu melakukan perbincangan ringan sambil mengingatkan para warga disana seperti mengingatkan para warga di Cengakareng untuk merawat lubang Biopori tersebut. Setelah itu barulah kami melakukan penyerahan bingkisan yang sama seperti sebelumnya yakni Parcel buah-buahan.
Berikut foto kegiatan penyerahan Bingkisan yang kami lakukan dikawasan Kemanggisan:

Gambar 3. Penyerahan Bingkisan oleh perwakilan kelompok
kepada warga di Kemanggisan
Gambar 4. Seluruh anggota Kelompok melakukan foto bersama
dengan warga di Kemanggisan

Pada saat menyampaikan terima kasih kepada warga tersebut, kami mendapatkan cerita yang sangat berkesan. Warga disitu mengatakan bahwa lubang Biopori yang kami buat bekerja sangat maksimal ketika hujan datang. Air hujan yang acap kali menyebabkan genangan genangan dikawasan tersebut masuk kedalam lubang seolah olah lubang tersebut menyedot semua air air itu sehingga genangan air yang biasanya tercipta kini tidak tercipta lagi. Perasaan senang, terharu, bahagia, campur aduk dalam diri kami masing masing. Kami tidak menyangka tugas yang awalnya kami anggap seolah-olah hanya memberatkan kami justru membuat kami merasa bisa berguna bagi orang lain. 

Banyak pelajaran yang sangat berharga yang saya dapat ambil selama pelaksanaan tugas ini. Mulai dari belajar mengesampingkan ego didalam kelompok, belajar untuk memahami orang lain, dan paling utama saya belajar bagaimana bekerja dengan melibatkan warga dan instansi pemerintah seperti RT dan RW. Ini tentunya mengajarkan cara saya bersikap agar lebih dewasa lagi.

Selain itu, melalui kegiatan ini kami dapat mengamalkan nilai nilai pancasila didalam kehidupan kami. Tidak lagi sebatas mengetahui bulir bulir isi pancasila tanpa adanya bukti konkret dari kami. Kegiatan ini juga membuat kami semakin akrab dan kompak satu dengan yang lainnya sebagai teman, bahkan berkat kegiatan ini kami menjadi sahabat pada akhirnya. 

Untuk mengakhiri post saya ini sekaligus mengakhiri pelaporan dari tugas Pembuatan Lubang Biopori sebagai syarat kelulusan mata kuliah Character Building di Universitas Bina Nusantara, berikut ini saya tempilkan foto keseluruhan anggota kelompok secara lengkap, kelompok yang menurut saya begitu luar biasa dan amazing. Harapan saya kekompakan ini tidak hanya sebatas untuk penyelesaian tugas semata, namun dapat terus terjaga untuk seterusnya. THANKS FOR TFI, THANKS FOR BINUS UNIVERSITY, and THANK YOU SO MUCH GUYS!! YOU'RE SO ROCK!!


Pengecekan Pasca Penyemenan








NAMA                       : Claudia Maharani          

NIM                            : 1801448045
HARI/TANGGAL    : Rabu, 15 April 2015

Pada post kali ini saya kan melaporkan bagaimana kondisi dari 2 lubang biopori di kawasan Kemanggisan pasca penyemenan yang kami lakukan sebelumnya. Kami menunggu sekitar seminggu untuk memastikan bahwsa semen telah kering sempurna sebelum melakukan pengecekan.
 
Kami yang kebetulan pada saat itu ada jam kuliah memutuskan untuk melakukan pengecekan sehabis selesai jam mata kuliah pukul 15.00. Keluar dari kelas kami langsung bergegas menuju lokasi lubang Biopori bersama sama. Sesampainya disana kami langsung melakukan pengecekan. Kami sempat khawatir akan semenisasi yang kami lakukan. Sebab, setelah melakukan penyemenan, kawasan Jakarta  tepatnya daerah Kemanggisan beberapa kali diguyur hujan lebat.
 
Namun syukurnya, setelah melakukan pengecekan, semenisasi yang kami lakukan tidak ada masalah. Semen keras dengan sempurna dan tidak mengalami kehancuran. Tutup pipa lubang Biopori pun terlihat tidak tersumbat atau tertutup oleh sampah. Ini menandakan para warga sekitar turut serta membantu menjaga lubang Biopori tersebut agar bisa bekerja secara optimal. Sebab, bila tutup pipa yang berlubang tiu mengalami penyumbatan, maka akan mengakibat lubang tidak berfungsi secara optimal bajkan bisa jadi sampai tidak berfungsi sama sekali karna lubang tempat masuknya air genangan hujan tertutup oleh sampah.
 
Berikut foto lubang Biopori tersebut pasca penyemenan:
Gambar 1. Lubang Biopori pasca penyemenan
 
Gambar 2. Pengecekan lubang Biopori
Gambar 3. Lubang Biopori yang tidak mengalami penyumbatan
Itulah beberapa foto kegiatan kami dalam melakukan pengecekan lubang Biopori pasca penyemenan. Dlam kesempatan kali ini kami dapat mengamalkan nilai panacasila yang ke-empat yakni MUSYAWARAH dan MUFAKAT. Kelompok kemi yang terdiri dari 6 orang anggota kelompok mempunyai 6 pemikiran masing-masing, mempunyai kesibukannya masing-masing. Menyatukan waktu dan pemikiran dari banyak kepala bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu kami harus melakukan musyawarah mengenai kegiatan apa yang selanjutnya akan kami lakukan, kapan kami akan melakukannya, sehingga kami mendapatkan kata mufakat yakni kesepakatan akan hal hal yang akan kami laksanakan.




Jumat, 05 Juni 2015

Penyemenan







NAMA                                   : Claudia Maharani

NIM                                        : 1801448045
HARI/TANGGAL                : Selasa, 7 April 2015

Pada kesempatan kali ini saya akan melanjutkan Blog saya yang sebelumnya. Jika sebelumnya saya dan kelompok telah selesai melakukan pembuatan 10 lubang Biopori, kali ini kami akan melakukan penyemenan terhadap lubang lubang tersebut.

Kami tidak melakukan penyemenan terhadap kesepuluh lubang biopori tersebut, melainkan hanya 2 dari kesepuluh lubang yakni 2 lubang dikawasan Kemanggisan. Hal ini dikarenakan, masyarakat di kawasan Cengkareng tidak bersedia dilakukan penyemenan sementara masyarakat di kawasan Kemanggisan bersedia guna memaksimalkan fungsi dari Lubang Biopori di kawasan mereka.

Kami melakukan penyemenan pada pukul 15.00 setelah sebelumnya kami telah membuat janji untuk berkumpul di Kost Anggur. Setelah semua anggota tiba, kami langsung sama-sama berangkat menuju lokasi lubang biopori tersebut. Sesampainya disana, kami meminta izin kepada pemilik lahan untuk melakukan penyemenan. Respon dari warga pun sangat positive, mereka langsung mempersilahkan kami untuk bekerja.

Setelah mendapat izin dari pemilik lahan, kami terlebih dahulu mengecek kondisi dari kedua lubang Biopori tersebut. Dikarenakan hujan yang sempat beberapa kali mengguyur pada waktu itu, membuat kami sempat khawatir lubang kami hancur karna belum sempat dilakukan penyemenan.
Berikut foto dua lubang biopori tersebut yang syukurnya masih dalam keadaan baik baik saja berkat dijaga oleh para warga setempat:


Gambar 1. Lubang Biopori sebelum dilakukan penyemenan

Sebelum melakukan penyemenan, terlebih dahulu kami membersihkan lokasi disekitar lubang tersebut. Berhubung teman kami Frans telah lebih dulu membuat campuran adonan semen dikosannya, jadi kami tinggal langsung melakukan penyemenan tanpa harus susah payah membuat adonan semen. 

Gambar 2. Adonan semen yang sudah jadi

Kami segera melakukan penyemenan mengingat waktu kami bekerja sudah sore agar kami jangan sampai maghrib melakukannya. Kami yang sebelumnya tidak pernah melakukan hal ini terlihat canggung dan sedikit takut takut melakukannya.
Pertama kami mengambil adonan semen didalam ember dan meletakkannya di samping lubang, setelah itu barulah kami melakukan perataan mengelilingi lubang tersebut. Kami sangat bersyukur dan sedikit terharu melihat ada warga yang mau turut serta berpartisipasi membantu kami melakukan penyemenan ini, mungkin dia mengerti kalau kami tidak begitu paham denganpekerjaan semacam ini. Berikut ini Foto foto kami selama melakukan penyemenan:

Gambar 3. Proses penyemenan

Gambar 4. Proses pemerataan semen

Gambar 5. Bantuan dari warga setempat


setelah beberapa lama, akhirnya kedua lubang biopori tersebut selesai kami semen sekelilingnya. Kebahagiaan terlihat jelas diwajah kami semua. Kami berharap semoga dengan dilakukannya penyemenan ini dapat memaksimalkan fungsi dari lubang biopori yang kami buat. 

Gambar 6. Penyemenan yang telah selesai


Foto diatas menunjukkan hasil penyemenan kami pada saat itu. Saya sangat bersyukur hingga saat ini, kelompok kami masih dapat mempertahankan kekompakannya,. Saling mengerti bahwa beberapa dari anggota kelompok tidak terbiasa dengan pekerjaan semacam ini sehingga mereka tidak terlalu memaksakannya. Kekompakan ini mencermikan dari sila ketiga yakni PERSATUAN, yaitu saling tanggang rasa dan saling menghargai antar sesama. Untuk selanjutnya kami akan melakukan pengecekan sekitar 1 atau 2 minggu kemudian, apakan semenisasi yang kami lakukan dapat bertahan atau tidak.



















Senin, 01 Juni 2015

Pembuatan Lubang Biopori 2

NAMA                                 : Claudia Maharani
NIM                                     : 1801448045
HARI / TANGGAL            : Rabu, 25 Maret 2015

SALAM BINUSIAN!!!

Pada post sebelumnya saya telah menceritakan proses pembuatan 2 lubang biopori dikawasan Kemanggisan. Nah kali ini saya akan menceritakan proses pembuatan lubang biopori yang berikutnya, karna kami diwajibkan untuk membuat 10 lubang biopori per kelompoknya. Untuk lokasi lubang biopori kali ini kami tidak melanjutkannya di kawasan Kemanggisan, karna lahan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penggalian, tanah yang sudah disemenisasi serta kontur tanah yang banyak mengandung bebatuan keras menjadi alasan kami untuk mencari lokasi yang baru. Kali ini kami memilih Kawasan cengkareng untuk dijadiakan lokasi pembuatan lubang biopori. Kenapa Cengkareng? karna menurut pengamatan kami, kawasan Cengkareng juga merupakan salah satu kawasan yang rawan terkena banjir di daerah Jakarat Barat.

Kami melakukan penggalian lubang Biopori di kawasan Cengkareng pada hari yang sama pada pembuatan lubang biopori sebelumnya, yaitu hari  Selasa, 24 Maret 2015. Setelah selesai melakukan penggalian dikawasan Kemanggisan pada pukul 10.00 WIB, kami langsung buru-buru berangkat menuju kawasan Cengkareng. Kami tiba di lokasi sekitar pukul 12.00 WIB atau lebih kurang 2 jam perjalanan. Setibanya dilokasi kami tidak membuang waktu lagi, kami segera melakukan pembuatan lubang biopori yang ketiga hingga kesepuluh yang berlokasi di Tegal Alur RT010/RW006, Cengkareng, Jakarta Barat. Lokasi tersebut terkenal akan banjir yang kerap kali melanda ketika musim hujan datang dan ketika hujan besar melanda lokasi.

Pengalaman dalam membuat lubang Biopori di kawasan Kemanggisan membuat kami lebih mahir untuk membuat lubang Biopori di kawasan Cengkareng ini. Dan Puji Tuhan, kontur tanah dikawasan Cengkareng ini tidak begitu berbatu batu, sehingga kami tidak perlu kembali mengeluarkan tenaga ekstra untuk menghacurkan bebatuan menggunakan linggis dan kami tidak perlu menambah goresan goresan lecet di tangan karna ketidak-mengertian kami dalam menggunakan linggis.

Sama seperti sebelumnya, sebelum melakukan penggalian kami terlebih dahulu menentukan lokasi pembuatan lubang Biopori. Setelah itu barulah kami melakukan penggalian lubang dengan diameter 10cm dan kedalaman 100cm. Begitu lubang telah mencapai kedalaman tersebut, kami menyiapkan pipa yang telah diisi oleh dedaunan dan sampah mudah hancur untuk selajutnya dimasukkan kedalam lubang. Berikut foto-foto proses pembuatan lubang biopori yang kami lakukan dikawasan Cengkareng:


Gambar 1. Proses Penggalian lubang Biopori
Gambar 2. Tanah yang baru mulai digali



Foto diatas menunjukkan proses awal dari penggalian lubang. Dapat dilihat, kondisi tanah lumayan berbeda dengan yang sebelumnya :) tanah dilokasi ini cendurung sedikit lebih mudah digali ketimbang tanah dilokasi Kemanggisan.


Gambar 3. pipa yang telah dimasukkan kedalam lubang

Setelah penggalian mencapai kedalaman lebih kurang 100cm, pipa dapat dimasukkan. Namun jangan lupa untuk memasukkan dedaunan dan sampah mudah hancur kedalam pipa terlebih dahulu. Setelah itu pipa dapat ditutup serta dirapikan bagian pinggirnya. Tampak pada foto diatas, terdapat satu lubang yang telah selesai dan satu lubang dalam tahap proses akhir pembuatan.

Dengan segala usaha dan kerja keras serta kerja sama tim yang kompak, akhirnya kami dapat menyelesaikan 10 lubang Biopori pada hari itu. Bahkan dalam proses penggalian lubang sendiri kami dibantu oleh warga disekitar lokasi pembuatan lubang tersebut.


Gambar 4. Bantuan warga dikawasan Cengkareng



Gambar 5. Warga yang membantu di kawasan Kemanggisan

Melihat bantuan dari para warga membuat kami sadar betapa penting nya lubang biopori ini bagi mereka. Mereka sangat berharap dengan pembuatan lubang Biopori yang kami lakukan disekitar kawasan mereka dapat membantu mengatasi banjir yang kerap kali terjadi bila hujan lebat datang melanda.

Proses pembuatan lubang Biopori kami memang telah selesai hingga 10 lubang, namun itu bukan berarti tugas kami telah usai. Kami masih harus melakukan penyemenan disekitar lubang biopori serta melakukan pengecekan dan pemantauan terhadap lubang Biopori yang telah kami buat untuk daapat mengetahui apakah lubang Biopori kami berfungsi dengan baik atau tidak. Untuk proses penyemenan dsb akan saya lanjutkan pada post berikutnya.

Dalam proses ini, saya kembali memahami nilai dari pancasila sila ketiga yakni mengenai Persatuan. Para warga yang merasa membutuhkan lubang biopori ini untuk membantu mengatasi masalah banjir dikawasan mereka mau ikut serta membantu kami dalam membuat lubang biopori ini, padahal kami pada awalnya dan pada dasarnya membuat lubang ini hanya untuk mendapatkan nilai semata. Saya yang sebelumnya mulai ragu akan masih adanya persatuan dan soliaritas di Indonesia, menjadi yakin bahwa di Indonesia masih ada persatuan, rasa solidaritas dan tolong menolong antar warganya.

Jumat, 08 Mei 2015

Pembuatan Lubang Biopori 1






NAMA                                 : Claudia Maharani
NIM                                     : 1801448045
HARI / TANGGAL            : Selasa, 24 Maret 2015

Pada hari selasa, tanggal 24 Maret,saya dan kelompok melakukan pembuatan lubang biopori untuk pertama kalinya. Sebelumnya saya mohon maaf atas keterlambatan saya dalam melakukan pelaporan kegiatan ini. Dalam pembuatan lubang biopori pertama ini kami mengambil lokasi dikawasan kemanggisan dekat Kampus Binus Syahdan Palmerah RT003/RW015 JAKARTA BARAT, lebih tepatnya di depan rumah Bapak Haji Kimik.
Untuk memulai pembuatan biopori ini, kami terkendala dalam beberapa masalah, yaitu:
·         Izin dari RT dan RW setempat
ð  Dikarenakan kegiatan ini menyangkut banyak pihak, sehingga mengharuskan kami untuk mendapat izin terlebih dahulu dari RT dan RW dikawasan tersebut. Dan surat izin tersebut baru disetujui oleh ketua RW pada tanggal 11 Maret 2015, yaitu pada minggu kedua di bulan Maret sehingga memperlambat proses kerja kami dalam melakukan pembuatan lubang biopori.
·         Penentuan lokasi pembuatan lubang biopori
ð   Dalam menentukan lokasi yang akan digali, kami harus berkoordinasi dengan ketua RT 003. Dalam upaya menentukan lokasi kami terkendala oleh sulitnya menemukan lahan yang pas untuk dijadikan lokasi pembuatan biopori dikarenakan semenisasi yang telah dilakukan dikawasan tersebut.
·         Alat Bor Biopori
ð  Setelah mendapat izin dan lokasi yang pas, tidak serta-merta kami dapat langsung memulai pembuatan biopori dikarenakan ketidak-tersediaan alat bor biopori. Kami telah berusaha mencari diberbagai toko seperti toko bangunan, toko alat pertanian dan perkebunan, namun hasilnya nihil. Namun untungnya salah seorang dari anggota kelompok kami menemukan alat tersebut di sebuah toko online. Kami memutuskan untuk membeli alat tersebut secara online dan alat tersebut baru kami terima pada tanggal 23 Maret 2015.

GAMBAR 1. Penggalian Lubang menggunakan Bor Biopori

Setelah menyelesaikan serangkaian masalah yang ada, kami pun akhirnya dapat memulai proses kegaitan pembuatan lubang biopori ini. Tanggal 24 Maret 2015 pukul 08.00 kami telah sepakat untuk berkumpul di depan kosan anggur tepatnya disebelah pintu keluar BINUS Syahdan untuk sama sama berangkat menuju rumah Bapak Haji Kimik. Dalam perjalanan kesana, kami sedikit mengalami kendala menemukan lokasi rumah bapak H. Kimik dikarenakan banyaknya gang yang harus dilalui. Syukurlah, setelah sekitar 10 menit mencari-cari, kami berhasil menemukannya. Didepan rumah, Bapak Haji Kimik telah menunggu kedatangan kami bersama beberapa orang tetangganya.

Setiba dilokasi kami langsung memulai proses pembuatan luabang biopori setelah sebelumnya Bapak Haji Kimik memberitahu kami lokasi mana yang boleh digali dan mana yang tidak dikarenakan terdapat pipa saluran air  yang mengalirkan air dari rumah warga ke got terdekat. Setelah mendapat arahan dari beliau, dengan tidak membuang-buang waktu lagi, kami langsung memulai kegiatan kami.
Seperti yang telah saya jelaskan dalam post sebelumnya mengenai proses pembuatan lubang biopori, setelah menentukan lokasi tanah kita langsung membuat lubang dengan diameter 10cm dan kedalaman 100c menggunakan alat Bor biopori.
 Namun sayangnya, lokasi yang kami temukan tidak mudah untuk digali, terdapat banyak bebatuan dan semen yang menghalangi. Awalnya kami menggunakan bantuan palu bangunan untuk menghancurkan bebatuan dan semen tersebut, namun tidak berhasil.  Kami tidak menyerah begitu saja, kami coba menggunakan linggis dan untungnya kami berhasil menghancurkan bebatuan semen tersebut.
GAMBAR 2 Penghancuran bebatuan menggunakan palu bangunan

GAMBAR 3 Penghancuran bebatuan menggunakan Linggis
Keadaan cuaca yang begitu panas ditambah dengan keadaan kami yang tidak terbiasa melakukan pekerjaan seperti ini mengakibatkan tubuh ini mengeluarkan keringat yang begitu banyak hingga terlihat seperti orang yang habis mandi J Namun kam pantang menyerah, kami terus berjuang untuk menyelesaikan pembuatan lubang biopori ini.


GAMBAR 4. Penggalian Lubang Biopori
Gambar disamping memperlihatkan penggalian yang sudah mencapai setengah dari panjang Bor biopori. Dengna usaha yang begitu maksimal kami terus berusaha untuk menambah kedalaman dari lubang tersebut. Tak jarang, kami harus kembali bertemu dengan bebatuan keras yang menghalangi proses penggalian. Sehingga kami harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menghancurkan bebatuan tersebut menggunakan linggis kembali. Setelah bebatuan tersebut hancur barulah kami dapat melanjutkan penggalian. Untuk tambahan, bila teman teman ada yang harus mengguanakan linggis dalam pembuatan lubang biopori, berhati-hatilah dalam pengunaannya. Karna bila tidak, linggis dapat melukai tangan teman teman sekalian seperti yang kami alami. Hampir semua tangan mengalami lecet bahkan sampai berdarah karna kurang hati-hati dalam menggunakan linggis.
Setelah merasa cukup dalam dan merasa sangat kelelahan, kami mencoba untuk memasukkan pipa yang telah kami siapkan sebelumnya. Berharap kedalaman lubang tersebut telah pas dengan pipa. Namun sayangnya, kedalaman lubang masih jauh dari harapan. Pipa hanya tenggelam setengahnya ketika dimasukkan kedalam lubang. Mungkin efek badan yang sudah sangat lelah membuat kami merasa kalau lubang sudah sangat dalam L
GAMBAR 5 Pipa yang masih tenggelam setengah bagian

Kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil melepas dahaga untuk mengembalikan stamina kami yang nyaris habis terkuras. Setelah merasa cukup untuk beristirahat kami kembali melanjutkan pekerjaan kami, berusaha untuk terus menambah kedalaman lubang yang telah kami gali. Terus dan terus berusaha  ditengah cuaca yang semakin tidak bersahabat dimana panas yang sangat terik, dengan mengandalkan sisa tenaga yang masih tersisa akhirnya kami dapat menggali lubang hingga linggis dapat masuk seluruhnya.
GAMBAR 6. Linggis yang masuk seluruhnya
Setelah melihat linggis yang telah dapat masuk seluruhnya, kami merasa sangat senang. Ini menandakan bahwa penggalian kami telah hampir selesai. Kami kembali bersemangat dan menjadi termotivasi untuk segera menyelesaikan pekerjaan ini. Kami terus menggali hingga kedalaman lebih kurang mencapai satu meter yang ditandai dengan bor biopori yang telah mencapai posisi teratas. Karna dengan begitu pipa dapat masuk kedalam lubang dengan seutuhnya .
 Selang tak berapa lama penggalian kami pun telah mencapai kedalaman lebih kurang satu meter. Kami semua bersorak kegirangan melihat hal ini. Ini berarti sedikit lagi pekerjaan kami akan selesai. Kami segera menyiapkan pipa yang telah dilubangi sisinya untuk segera dimasukkan kedalam lubang tersebut. Namun sebelumnya pipa tersebut harus ditutup bagian bawahnya dengn penutup pipa yang berlubang serta diisi dengan dedaunandan sampah mudah hancur lainnya untuk dapat dijadikan pupuk kompos. Selain itu sampah dedaunan tadi juga dapat menimbulkan aktivitas organisme dan mikroorganisme tanah sehingga meningkatkan kesehatan tanah dan perakaran tumbuhan sekitar. Organisme dan mikrorganisme tanah memiliki peran penting dalam ekologi diantaranya sebagai detritivora dan pengikat nitrogen dari atmosfer.
GAMBAR 7. Bor biopori yang telah
mencapai puncak atas
Jadi penggunaan sampah dedauanan sangat penting dalam pembuatan lubang biopori ini, agar manfaat dari lubang biopori dapat dirasakan secara maksimal. Setelah pipa diisi dengan sampah dedaunan, pipa kembali ditutup bagian atasnya dengan menggunakan tutup pipa yang berlubang untuk selanjutnya pipa tersebut dimasukkan kedalam lubang yang telah digali tadi. 
GAMBAR 8. Pipa yang telah dilubangi
Kami mengalami sedikit kendala dalam proses memasukkan pipa kedalam lubang tersebut dikarenakan diameter lubang yang ternyata kecil dibagian dalamnya. Kami harus ekstra hati-hati dan tidak boleh memaksakan pipa untuk masuk agar pipa tersebut jangan sampai patah ataupun pecah bagian bawahnya. Dengan sedikit kesabaran akhirnya kami berhasil memasukkan pipa tersebut kedalam lubang. Rasa senang yang sangat luar biasa menyelimuti kelompok kami. Terbayar sudah jerih lelah dan keringat yang telah banyak menetes dari tubuh ini. Para warga pun terlihat bahagia dengan apa yang telah kami lakukan, mengingat kami yang tidak terbiasa bahkan tidak pernah melakukan pekerjaan seperti ini namun dapat menyelesaikannya. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi saya pribadi, maklum saja saya seorang anak mami yang tidak terbiasa dengan pekerjaan semacam ini.
GAMBAR 9 proses memasukkan dedaunan
kering kedalam pipa

GAMBAR 10 Pipa yang telah berhasil
masuk kedalam lubang

Pekerjaan belum selesai sekalipun pipa telah masuk kedalam lubang. Kami masih harus merapikan pinggiran sekitar lubang dengan menggunakan tanah galian agar menjadi lebih rapi dan tidak terdapat jarak antara pipa dengan lubang seperti gambar diatas. Setelah selesai merapikan lubang tersebut, kami membuat satu lubang biopori lagi disebelah lubang yang pertama dengan cara yang sama sebelumnya.
Dikawasan ini kami hanya membuat dua lubang saja dikarenakan kondisi tanah yang tidak memunginkan untuk dilakukan penggalian. Kontur tanah yang berbatu-batu ditambah semenisasi yang telah dilakukan dihampir seluruh wilayah dikawasan ini membuat kami memutuskan untuk mencari wilayah lain untuk dijadikan lokasi penggalian lubang biopori. Berikut hasil dari dua lubang biopori yang kami buat didaerah kemanggisan dekat BINUS Syahdan:
GAMBAR 11. Dua lubang Biopori dikawasan Kemanggisan
Untuk proses penyemenan sendiri akan kami lakukan lebih kurang satu minggu lagi, mengingat kondisi tanah yang masih basah sehingga tidak mumungkinkan untuk langsung dilakukan proses penyemenan. Dalam tugas ini kami diwajibkan untuk membuat 10 lubang biopori dan kami baru menyelesaikan 2 lubang saja. Untuk 8 lubang lagi akan kami lakukan ditempat berbeda dan akan saya jelaskan pada post yang berikutnya.

Dari hasil kegiatan kami di kawasan Kemanggisan ini kami mendapat banyak pengalaman yang sangat berharga. Khususnya bagi saya pribadi saya menjadi lebih mengerti apa yang dirasakan oleh para pekerja buruh kasar dijalanan seperti para penggali kabel telkom. Bagaimana beratnya yang harus mereka rasakan hanya demi sesuap nasi sementara saya hanya dengan gampang nya membuang makanan yang tidak saya suka. Selain itu saya mendapat mengamalkan nilai pancasil sila ketiga yakni mengenai Persatuan. Saya merasakan kebersamaan bersama kelompok saya dalam menyelesaikan pekerjaan ini. Saling membuang ego masing masing dan barusaha untuk menahan emosi karna situasi yang sangat capek ditambah cuaca yang begitu panas mebuat kami sangat mudah untuk terpancing emosi. Namun syukurlah, masing masing dari kami dapat manjaga perasaan sesama dan saling mencoba untuk mengerti dengan keadaan yang ada
 Selain itu kami juga mengamalkan nilai pancasila sila ke-empat yakni Musyawarah dan Mufakat. Dimana dalam proses pengerjaan ini kami harus bekerja sama dengn RT, RW, serta warga sehingga kami harus bermusyawarah dalam mengambil setiap keputusan demi mendapatkan Mufakat.